Sabtu, 21 Januari 2012

Prasangka,diskriminasi dan integritas Masyarakat


Prasangka samadengan sikap sosial. Sikap adalah kecenderungan untuk berespon baik secara positif ataupun negatifterhadap orang, objek atau situasi. Kecenderungan berespon meliputi perasaan atau pandangannya yang tidak sama denga tingkah laku. Sikap seseorang bisa diketahui setelah bertingkah laku dalam sikap terkandung penilaian emosional berupa: suka, tidak suka, senang, sedih, benci, dll.
Komponen sikap:
v  Kognitif; memiliki pengetahuan mengenai objek sikapnya, terlapas pengetahuan itu benar atau salah.
v  Afektif; dalam bersikap akan selalu mempunyai evaluasi emosional (setuju, tidak setuju) mengenai objak sikapnya.
v  Konatif; kecenderungan bertingkah laku bila bertemu dengan objek sikapnya mulai dari bentuk yang positif sampai tindakan agresif.
Sebab-sebab terjadinya prasangka:
Ada 5 pendekatan:
1.    Pendekatan historis; didasarkan pada teori pertentangan kelas, yaitu menyalahkan kelas rendah yang inferior.
2.    Pendekatan sosio kultural dan situasional; pendekatan ini ditekankan pada kondisi saat ini sebagai penyebab timbulnya prasangka yang dapat dibagi dalam:
a)    Mobilitas sosial
b)    Konflik antar kelompok
c)    Stigma perkantoran
d)    Sosialisasi
3.    Pendekatan kepribadian; disebut frustasi agragasi, kepribadian sebagai panyebab prasangka. Frustasi merupakan kondisi yang cukup untuk timbulnya tingkah laku agresif.
4.    Pendekatan fenomenologis; ditekankan pada bagaimana individu memandang atau mempersepsikan lingkungannya sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka.
5.    Pendekatan naive; prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu yang berprasangka.
Mengurangi prasangka
v  Perbaikan kondisi sosial ekonomi
v  Melalui pendidikan
v  Mengadakan kontak diantara dua kelompok yang berprasangka
v  Pernainan peran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar